Menjadi Pribadi yang OptimisBy: Brian Tracy
Normalnya semua orang ingin sehat secara fisik, tetapi apakah Anda ingin sehat secara mental juga?, Bila ‘iya’ bagaimana mengukur kesehatan secara ‘mental’?, Caranya sederhana saja, mengukur “kesehatan mental’ adalah seberapa optimis Anda tentang diri Anda dan kehidupan Anda.
Didalam topik ini, Anda akan belajar bagaimana mengontrol pikiran Anda dengan cara yang khusus, sehingga Anda dapat merasa hebat/dahsyat, tentang diri Anda maupun keadaan Anda, tidak peduli apapun yang terjadi.
Kendalikan Reaksi-Reaksi Tanggapan-Tanggapan Anda
Reaksi-reaksi berbeda yang dimiliki oleh seseorang, terbagi menjadi tiga perbedaan yang mendasar.
Perbedaan yang pertama adalah; orang yang optimis, melihat kemunduran sebagai hal yang sementara, sedangkan orang pesimis melihat hal tersebut sebagai hal yang permanen/ selamanya. Orang optimis melihat suatu kesialan/ketidak beruntungan, contoh gagal mendapatkan kontrak, gagal mendapatkan customer, gagal menjadi sesuatu, sebagai kejadian yang sementara, sesuatu yang berada di waktu yang terbatas dan tidak menjadikan itu sebagai hal yang akan mempengaruhi masa depannya. Sedangkan orang pesimis sebaliknya, mereka melihat kejadian tersebut sebagai hal yang permanen dan sebagai bagian dari nasib dan cerminan masa depannya
Kucilkan Kejadiannya
Perbedaan yang kedua antara orang optimis dan orang pesimis adalah; orang optimis melihat kesulitan secara khusus/kejadian khusus(tidak menjalar), sedangkan orang pesimis melihatnya melebar/menjalar kemana-mana, mereka beranggapan kejadian tersebut sebagai hal yang luar biasa seakan bumi runtuh saat itu dan tidak memiliki masa depan lagi. Artinya bagi seorang optimis ketika segala sesuatunya berjalan salah, dia melihatnya sebagai kejadian yang tertutup, tidak ada hubungannya dengan segala sesuatu yang dia akan jalani didalam kehidupannya dimasa yang akan datang, karena itu adalah hal yang benar-benar berbeda/terpisah.
“Sesuatu yang Tidak Dapat Diobati Pastilah Sesuatu yang Abadi”
Melihat Kemunduran Sebagai Kejadian yang Sementara
Misalnya, jika Anda sedang mengingat-ingat kegagalan dan mengoreksi diri sendiri, lihatlah hal tersebut sebagai ketidakmujuran saat itu, Itu adalah hal yang lazim didalam kehidupan maupun dalam bisnis. Bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Lain halnya dengan orang pesimis, mereka melihat kekecewaan sebagai hal yang menyebar. Mereka akan menjadikan kejadian tersebut sebagai indikator bahwa masalah tersebut akan menjalar ke seluruh aspek kehidupannya.
Jangan Menganggap Kegagalan Sebagai Hal yang Pribadi
Perbedaan ketiga antara orang yang optimis dan orang pesimis adalah orang optimis mengangap kejadian-kejadian sebagai hal yang sifatnya external, sedangkan orang pesimis mengartikannya sebagai hal yang pribadi (internal). Bila sesuatu berjalan salah orang optimis akan berusaha melihat kebelakang dan menganalisa akan faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan tersebut, dan mencari tahu faktor eksternal maupun internal apa yang membuatnya kehilangan kendali maupun kurang kendali.
Contoh bila seorang optimis sedang mengerndarai sebuah kendaraan dan ada kendaraan lain menyerobot, dari pada kecewa lalu marah-marah, dia akan mengecilkan kejadian tersebut dengan mengatakan, “ya. baiklah, orang tersebut melakukan hal itu, pasti karena dia sedang mengalami hari yang buruk.”
Sedangkan orang pesimis, memiliki kecenderungan untuk menanggapinya secara pribadi, dia merasa pengendara yang menyerobot tersebut melakukannya dengan sengaja untuk membuat dirinya kesal.
Tetap Tenang dan Objektif
Tanda-tanda dari kepribadian yang telah matang dan aktualisasi diri adalah; kemampuan untuk berfikir dan melihat secara objektif dan tidak emosional saat terjebak didalam badai kehidupan. Orang-orang yang hebat, memiliki kemampuan untuk secara terus menerus mengatakan kepada dirinya sendiri untuk berbuat dan berfikir dengan cara yang positif dan optimis, menjaga pikirannya tetap tenang, jelas dan seluruhnya berada didalam kendalinya. Kepribadian yang matang adalah orang yang lebih tenang, waspada dan mampu untuk menterjemahkan kejadian-kejadian secara realistis dan tidak emosional. Hasilnya, orang-orang yang matang akan dapat memiliki kendali dan pengaruh yang jauh lebih besar lagi terhadap lingkungannya, dan jauh dari kemarahan, kekecewaan dan gangguan-gangguan.
Lihatlah pada kemunduran yang tak terelakan yang sedang Anda hadapi sebagai hal yang sifatnya sementara, khusus dan eksternal. Pandanglah situasi yang negatif tersebut sebagai kejadian tunggal yang tidak ada hubungannya dengan kejadian-kejadian lainnya, dan hal tersebut terjadi karena Anda lepas kendali ataupun berada diluar kendali Anda. tolak pemikiran sesuatu yang buruk terjadi sebagai hal yang permanen, menjalar kemana-mana atau sebagai ketidakmampuan Anda sebagai pribadi yang tidak dapat berkembang dan mudah menyerah.
Putuskanlah untuk berfikir sebagai seorang yang optimis, tidak peduli apapun yang terjadi. Anda mungkin tidak dapat mengendalikan kejadian-kejadian tersebut, tetapi Anda dapat mengendalikan cara Anda bereaksi terhadap kejadian tersebut.
Latihan
Ingatkan diri Anda secara terus menerus, bahwa “kemunduran” sifatnya hanyalah sementara, mereka akan terlewatkan dengan segera dan tidak segawat yang Anda pikirkan.
Lihat pada setiap masalah sebagai hal yang khusus, tidak ada hubungannya dengan kejadian-kejadian lain, atau sebagai kejadian yang rutin akan terjadi pada diri Anda. Atasi segera dan lanjutkan kehidupan Anda.
Kenali hal-hal apa yang salah, biasanya hal tersebut bisa terjadi, dan disebabkan oleh kejadian-kejadian yang beragam, bisa saja datangnya dari luar kendali Anda, yang penting cepat kembali lalu fokus pada tujuan-tujuan Anda.
“Kembangkan Kepribadian untuk Selalu Berterima Kasih, dan Berikan Terima Kasih Anda Kepada Apapun yang Terjadi Pada Diri Anda, Mengetahui Bahwa Setiap Langkah yang Anda Ambil adalah Langkah untuk Mencapai Sesuatu yang Lebih Besar dan Lebih Baik dari Situasi Sekarang”.