a a a a a a a
Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Manajement

Powerpuff  (Karyawan Yang Sok ‘Bossy’)

Powerpuff (Karyawan Yang Sok ‘Bossy’)

by Yudi
Yudi (nama contoh) adalah seorang karyawan. Sama seperti teman-temannya yang karyawan, ia punya job desk yang sudah jelas. Sebagai seorang pelaksana maka seharusnya Yudi, dengan sesama karyawan lain dalam strata jabatan yang sama saling mengisi demi tercapainya sebuah goal dalam pekerjaan.
Namun disini, Yudi berlaku sebagai orang yang suka memerintah. Apalagi dengan karyawan junior yang baru masuk. Yudi dapat berlaku seperti ‘mandor’ yang suka menyuruh untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya ia kerjakan.
Kondisi ini tentu saja membuat tidak nyaman teman-temannya. Namun para junior karyawan biasanya hanya bisa diam saja dan menerima ‘nasib’ sebagai karyawan baru.
Apakah banyak Yudi-Yudi lainnya di tempat kerja anda? Bila ya, maka orang seperti Yudi sedang terjangkit penyakit yang bernama Powerpuff, yaitu sindrom kekuasaan gagal dimana dirinya ingin dihormati lebih. Apakah hal ini akan mengganggu kinerja perusahaan? Tentu saja iya. Apabila karyawan yang lain tidak nyaman dengan situasi dimana ada Yudi, maka tentu saja hal ini akan membuat semangat kerja menurun, produktifitas menjadi lambat dan tingkat pencapaian goal yang rendah.
Mengapa powerpuff ini ada? Sebabnya dapat dari lingkungan pekerjaan dan lingkungan pribadi. Lingkungan pekerjaan adalah, bahwa seseorang telah bekerja lama (lebih dari 15 tahun) dan merasa bahwa jabatannya mentok. Sementara dirinya tidak mau untuk meningkatkan kemampuan sehingga ia terus pada posisi jabatan pelaksana karyawan. Dengan kondisinya itu maka ia melampiaskan kegalauan jabatan atau impian tentang jabatan yang lebih tinggi dengan cara berlaku sebagai powerpuff.
Dari lingkungan pribadi dapat disebabkan pola didik orang tua yang memanjakan anak. Dari kecil seseorang dibiasakan semua tersedia dan tidak memahami sebuah perjuangan untuk mencapai sesuatu. Dalam hal ini, bagi para orang tua, marilah sejak dini mengenalkan kepada anak tentang sebuah harga yang harus dibayar atas pencapaian. Mengenalkan tentang perlunya berusaha untuk mendapatkan sesuatu. Karena sekali lagi, memanjakan anak dengan memenuhi segala permintaan tanpa adanya makna usaha yang diberikan akan menciptakan pribadi powerpuff di kemudian hari.
Bagaimana sebaiknya bila anda menemukan teman dalam pekerjaan anda yang berlaku sebagai Powerpuff?
Orang seperti Yudi adalah bad apple, atau apel busuk dalam perusahaan (seperti artikel saya sebelumnya). Busuknya sang apel ini dapat menularkan kebusukan pada apel lainnya. Bila ini anda lihat pada teman kerja anda, maka hal pertama yang dapat anda lakukan adalah bicara baik-baik padanya tentang suasana kerja. Memberikan pengertian kembali tentang job desk yang ada. Hal ini anda lakukan untuk kebaikan yang bersangkutan.
Bila masih berlaku sama, maka anda dapat memberikan masukan kepada manager anda tentang rekan anda tersebut. Tujuannya adalah agar rekan anda menyadari dan segera mengubah sikapnya. Bila masih tidak berubah juga, maka anda dapat menuliskan kepada atasan anda lagi agar memberikan pembinaan khusus kepada rekan kerja anda tersebut.
Hal ini harus anda lakukan karena powerpuff merupakan penyakit menular. Artinya sikap ini dapat menjalar kepada siapapun juga, terutama dengan tingkat dan kedekatan emosi dan juga apabila seseorang mengalami kondisi yang sama, yaitu merasa tidak diperhatikan oleh perusahaan.
Penyakit yang dibawa oleh powerpuff adalah de-motivasi. Dan bayangkan apabila tim anda dijangkiti oleh penyakit ini! Yang menjadi lebih parah lagi adalah arah powerpuff yang bukan kepada junior karyawan, namun kepada perusahaan. Yaitu karyawan yang merasa memerintah perusahaannya. Mereka berlaku sebagai orang yang merasa paling tahu kondisi perusahaan, selalu memberikan kritik negatif terhadap kebijakan-kebijakan perusahaan. Salah satu contoh ucapan yang sering muncul adalah, “Nah, tu apa gue bilang. Kan sudah gue kasih masukan sebelumnya. Nggak mau dengerin saya sih, jadinya ya gini ini, mengalami kerugian!”
Untuk itu, keberadaan para powerpuff ini sudah selayaknya anda perhatikan agar laju kemajuan dalam tim anda dan perusahaan anda menjadi laju perkembangan yang sehat. Jangan segan-segan memberikan peringatan dengan tegas atau bahkan keras kepada mereka, karena pada dasarnya mereka sudah menjadi karyawan yang tidak mau tahu kondisi perusahaan. Dengan mengalokasikan keberadaan para powerpuff, memberikan pembinaan khusus dan recharging motivation, maka hal ini sudah mengembalikan suasana kinerja untuk menjadi kinerja yang maksimal demi tercapainya goal tim dan perusahaan anda.