Tampak beberapa deret ruko warna-warni di tengah persawahan yang menghijau, menandakan menjamurnya proyek properti yang kian marak belakangan ini.Meski terletak di daerah pinggiran, namun di seberang jalan tampak beberapa kios dan PKL di antara pasar tradisional.
Developer baru menjual +/- 60% ruko-ruko tersebut dan sisanya belum terjual sesuai waktu yang ditentukan. Ismail mendapat tugas dari Bos untuk segera menjual habis ruko yang tersisa agar modal bisa segera diputar untuk investasi di proyek berikutnya.
Ismail berjalan berkeliling kompleks ruko dan sesekali memandangi sekitarnya. Saat lapar tiba Ismail pun makan di warung-warung makan yang ada di seberang jalan berbaur dengan pelanggan hingga mengenal baik para pemilik warung.
Hampir sebulan berjalan, penjualan sisa ruko telah mencapai 30% dan tinggal tersisa 10%. Si Bos sangat puas dan mentraktir Ismail makan-makan, “Ismail, kau memang penjual yang hebat, bagaimana cara kamu bisa menjual sebanyak ini dalam waktu singkat?” Ismail tersenyum dan berkata, “Di sini ini ya Bos, ada jarum jatuh aja masyarakat tahu semua.” “Apa maksud kau Ismail?” kata si Bos keheranan.
“Begini Bos, kan Bos tahu kalau saya sering ngobrol dengan masyarakat sekitar sini. Nahm, ada dua hal penting yang saya dapat.Satu, apapun yang terjadi di daerah ini dengan cepat akan menyebar, ibarat ada jarum jatuh aja maka semua warga akan mendengar.”
Hmm.. si Bos manggut-manggut masih agak bingung.. “Lantas apa yang kedua?” tanya si bos.“Bos kenal kan dengan Ibu notaris yang sering kita pakai jasanya? Nah, dia itu orang yang sangat dikenal dan sangat berpengaruh di sini. Jadi, ketika kita berhasil menjual satu ruko ke notaris itu ternyata masyarakat di sini mendengar dan mereka pada ikut-ikutan membeli.” Jawab Ismail.
Ha..Ha.. si Bos pun terbahak.. “Emang ga salah kalau kamu dijuluki penjual spesialis barang mati”.