a a a a a a a
Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Motivasi

Tugas Menciptakan Entrepreneur Muda : Taruhan untuk Menghasilkan Petarung

Tugas Menciptakan Entrepreneur Muda : Taruhan untuk Menghasilkan Petarung

by
24 tahun bukanlah waktu yang singkat. Selama itu, ia mengabdi dengan sangat totalitas sebagai pendidik di salah satu sekolah di Jakarta. Pengabdiannya membuat ia terpilih sebagai guru teladan tingkat Kota hingga Provinsi. Namun, kini pendidik bukan lagi menjadi profesinya. Dipercaya untuk memajukan pemuda di Indonesia dengan melahirkan entrepreneur-entrepreneur baru adalah tugas yang kini di embannya sebagai Asisten Deputi bidang Kewirausahaan Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga RI.

Dia Adalah Bapak Ponidjan Puspodiharjo. Sosok sederhana nan ramah ini memiliki harapan agar para pemuda Indonesia tidak lagi mencari-cari pekerjaan melainkan mampu menciptakan pekerjaan bagi pemuda lainnya. Bagaimana kisah hidup seorang Ponidjan Puspodihardjo serta bagaimana ia mewujudkan harapannya? Mari kita simak wawancara pria kelahiran Bantul ini dengan Majalah Excellent.



Bagaimana profile pribadi Bapak Ponidjan?

Saya dari daerah Bantul, Yogyakarta. Saya dilahirkan tahun 1961. Setelah lulus sekolah, saya melamar PNS sebagai guru olahraga Sekolah Dasar. Kebetulan, saya itu dilahirkan di keluarga yang sederhana sehingga saya harus menempuh tempat mengajar itu cukup jauh sekitar 60 km setiap harinya. Melatarbelakangi saya untuk menjadi guru olahraga karena saya dulu ingin menjadi olahragawan. Saya juga aktif di kegiatan bulu tangkis dan sempat mendapatkan penghargaan di tingkat kabupaten. Saya mengajar sembari kuliah juga. Selesai saya mengajar olahraga sekitar jam 10 pagi, saya akan lanjut kuliah diploma 3 di jurusan olahraga juga. Selama tiga tahun saya berjuang. Dari tempat ngajar ke tempat kuliah itu 50 km. Saya bisa melakukan ini karena adanya kegigihan dan kerja keras. Saya menggangap ini sebagai suatu proses.

Setelah lulus kuliah, saya diterima kerja sebagai pengajar di SMAN 13 Jakarta. Saya melakoni pekerjaan sebagai pengajar selama 24 tahun di SMAN 13 Jakarta. Tahun 2002, saya terpilih menjadi guru teladan di tingkat Jakarta Utara. Lalu terpilih menjadi guru teladan tingkat SLTA di DKI Jakarta. Penghargaan saya terima setelah terpilih menjadi guru teladan. Saat itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali membuka Kementerian Pemuda dan Olahraga maka saya diberikan kesempatan untuk bekerja di Kemenpora. Proses panjang ini, saya harus siap menerima tantangan baru. Dari yang profesi pindah menjadi birokrasi. Tahun 2005, saya pindah ke kantor menpora. Sebagai guru dan sebagai birokrasi itu sama saja, sama-sama menjadi pelayan publik atau membuat puas publik. Jika menjadi guru, saya menjadi contoh murid-murid saya. Jika di birokrasi harus menyiapkan kegiatan-kegiatan atau program-program yang berpihak kepada pemuda. Artinya, kita harus siap melayani pemuda.

Apa saja kegiatan atau program-program yang Bapak kerjakan?

Saya diberi kepercayaan oleh bapak menteri menjabat sebagai Asisten Deputi bidang Kewirausahaan Pemuda. Asdep kewirausahaan pemuda itu salah satu unit yang diberikan tugas untuk memberikan dorongan kepada para pemuda yang memiliki minat dan bakat berwirausaha. Tidak semua pemuda berminat untuk menjadi wirausaha dan tidak serta merta menjadi pengusaha itu mudah. Kita dari bidang kewirausahaan pemuda harus melakukan penyadaran kepada pemuda Indonesia kalau wirausaha itu penting. Kita diberikan tugas agar kewirausahaan pemuda menjadi pintu masuk sarana pembentukan karakter pemuda Indonesia.

Apa saja kendala-kendala atau tantangan-tantangan yang dihadapi?

Banyak sekali kendalanya karena tugas ini kan merupakan taruhan untuk menghasilkan seorang petarung. Masa depan itu bukan masa yang mudah, penuh dengan persaingan yang ketat. Untuk melahirkan seorang petarung, tentunya diperlukan kerja sama antara lintas kementerian dan lintas lembaga.