Pada saat human resources, marketing tools dan produk kita sudah berkualitas tinggi, manajemen perusahaan telah berjalan dengan sempurna, branding senantiasa kuat dan gencar dilancarkan serta dibarengi dengan meratanya pendistribusian barang di seluruh jangkauan wilayah, pertanyaan berikutnya dari saya adalah: apakah hal-hal tersebut sudah bisa memberikan keuntungan untuk perusahaan kita? Kira-kira apa jawabannya? Tentunya belum, bukan? Bagaimana bisa menghasilkan keuntungan kalau produk kita tersebut hanya untuk dipromosikan dan dipajang saja? Lantas apa langkah selanjutnya agar keuntungan bisa dicapai? Jawabannya sangat klasik dan sederhana, otomatis harus ada PENJUALAN (SELLING) dahulu, baru kita bisa mendapatkan dan menghitung KEUNTUNGAN (PROFIT).
Akan tetapi di era kompetisi yang sangat ketat ini, di mana untuk satu jenis yang sama saja bisa ditemukan beberapa bahkan banyak brand, masihkah kita akan menganggap mudah ketika diminta melakukan penjualan yang sangat profitable? Memang menjual suatu produk bisa dikatakan sesuatu yang gampang-gampang susah, pada dasarnya sebagai seorang penjual (sales) kita pasti telah mengetahui apa, untuk siapa, dan bagaimana cara menjual produknya. Namun kemudian kita merasa sangat kesulitan, malah mungkin saja frustasi manakala produk yang kita banggakan tidak mendapat tempat di hati customer sehingga target penjualan yang dicanangkan menjadi kedodoran alias tak sesuai dengan asumsi pencapaian. Keuntungan yang diharapkan berbalik menjadi kerugian, karena biaya operasional perusahaan tak tertutup oleh penghasilan yang diperoleh. Ayo, tak usah berpanjang pikir mencari di mana letak kesalahannya, karena percayalah semua berpulang kepada bagaimana cara kita - dalam hal ini divisi sales - melakukan dan meningkatkan penjualan. Itu saja!