a a a a a a a
Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Berita

Biku: Racikan Manis

Biku: Racikan Manis

By :
Aktris dan model Happy Salma semakin sibuk saja. Selain menjadi ikon produk herbal, juga sering tampil di berbagai tempat sebagai bintang tamu maupun nara sumber. Artis cantik kelahiran Sukabumi, 4 Januari 1980 ini punya kesibukan lain yang dilakukannya bersama sang suami Tjokorda Bagus Dwi Santana Kertayasa. Bolak balik Jakarta-Bali untuk urusan bisnis. Ternyata mereka tengah asyik mengelola Restoran Biku di Bali.
Kepada EXCELLENT BUSINESS MAGZ, Happy Salma, Seniman dan Pemilik Biku Restaurant berbagi kisah pejalanan hidup dan bisnis yang digeluti.

Bisa Mbak Happy ceritakan perjalan hidup dan karir Mbak?

Saya Happy Salma anak keempat dari enam bersaudara pasangan almarhum Dachlan Suhendara dan ibunda Iis Rohaeni, saya tumbuh dalam napas seni. Kami bersaudara yang sangat kompak ini Pendeknya leluasa untuk berkreativitas baik itu menari, bernyanyi ataupun bermain musik. Di usia remaja, saya terpilih menjadi finalis model majalah Gadis. Dari dunia model, lalu saya membuat sebuah album lagu berjudul “Tapi Kini” yang diproduseri oleh Franky Sahilatua.
Selanjutnya, saya mengenal dunia sinetron. Berkat keseriusan menekuni dunia seni peran, lebih kurang saya sudah bermain di 30 judul sinetron. Pada 2008, saya memperoleh penghargaan sebagai pemeran pendukung terbaik dalam Festival Film Bandung dalam sinetron Rinduku Cintamu. Saya merambah ke dunia film televisi dan layar lebar. Menir Proyek Gagal, tak cukup sedih, dan Laela, adalah beberapa judul Ftv di mana saya salah satu pemerannya. Di dunia layar lebar, saya bermain di film Gie, True Love, discription without place, soul quest dan 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita. Pada 2010, saya mendapat penghargaan sebagai pemeran pendukung terbaik FFI untuk film 7 Hati 7 Cinta 7 Wanita, dan penghargaan yang sama di Indonesian Movie Award.
Dunia selebritas membuat saya kesepian, lalu saya melarikan diri ke dunia sunyi, dunia menulis. Pada pertengahan 2006 saya bertemu Rieke Diah Pitaloka. Kepadanya saya berkeluh kesah soal minimnya ketertarikan generasi muda pada dunia sastra. Dari hasil diskusi itu dia mendirikan penerbitan yang bergerak di bidang sastra. Untuk menggeliatkan kembali dunia sastra, tulis-menulis, juga dunia membaca, penerbit Koekoesan meluncurkan buku pertama saya berjudul Pulang (kumpulan cerpen).
Karya-karya besar sastra Indonesia banyak memengaruhi cara pandang saya, bahkan saya menggeluti dunia teater juga karena kecintaan saya pada karya-karya tersebut. Saya pernah mementaskan lakon Nyai Ontosoroh─diadaptasi dari novel Bumi Manusia, karya Pramoedya Ananta Toer─dan setelah itu lakon Ronggeng Dukuh Paruk─adaptasi novel karya Ahmad Tohari─yang pernah saya pentaskan di Amsterdam. Lewat Pulang, saya terpilih sebagai salah satu finalis penulis muda berbakat dalam Khatulistiwa Literary Award (2007).
Setelah itu terbit buku kedua saya Telaga Fatamorgana (2008), lalu novel kolaborasi bersama Pidi Baiq berjudul Hanya Salju dan Pisau Batu (2010), dan sejumlah antologi cerpen bersama dalam Titian, Lobakan, 24 Sauh, dan Dari Datuk ke Sangkar Emas. Bersama seorang teman, saya mendirikan Titimangsa Foundation guna mengorganisir kegiatan-kegiatan sosial dan seni. Sejak 2007, saya menggelar keliling sastra ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus di sejumlah daerah. Inggit─adaptasi novel karya Ramadhan KH─adalah panggung monolog terkini saya, yang memperoleh apresiasi dari sejumlah kalangan.
Pada tahun 2013 ini saya mendirikan penerbitan yang juga diberi nama Titimangsa. dan buku biografi seniman tari dan jewelry yang bernama desak suarti akan menjadi karya perdana, yang kebetulan saya tulis dan dibantu oleh seorang sastrawan asal bali yang bernama warih.

Apa pandangan Mbak Happy mengenai seorang Raden Ajeng Kartini?

Raden ajeng kartini. Rasanya tak pernah cukup waktu untuk menceritakan dan menggambarkan kekagumanku pada sosoknya. Pemikirannya, kecerdasan, kepekaannnya dalam memandang realita hidup. Seorang gadis yang hanya keluaran sekolah rendah saja. Kita bisa bayangankan sistem pendidikan macam apa pada masa itu yang ia terima, tak ada pendidikan sejarah padanya, namun dia bisa mencernainya dengan kepekaan dan kecerdasaannya dengan apa yang dia lihat, dia prihatinkan dalam kukungan dari balik tembok-tembok tinggi dimana tempat dia dipingit dari semenjak berusia 12.5 sampai 4 tahun lamanya. Tapi dalam segala keterbatasan itu kartini mau bersusah payah untuk belajar sendiri dirumah. Dengan penuh kepedihan dia berusaha menyampaikan pemikirannya,
dan tentu saja pemikiran itu dianggap tidak biasa juga dianggap aneh oleh jamannya. Kartini dikenal sebagai sosok yang penuh dengan gairah keingin tahuan. Pribadi yang berlainan dengan kakak kandung perempuannya yang pendiam,tenang, terkendali. Lewat goresan tangannyalah kartini menuang rasa kesendiriannya melalui pemikiran, juga observasinya terhadap sosial, politik, sastra, juga sejarah peradaban pada masanya. Dia kenali negerinya dengan baik dan buruknya, kartinipun begitu cerdas menggambarkan pula negeri yang menjajahnya. Fasih dituangkan kedalam bahasa belandanya yang sempurna. Bahkan melalui surat-surat untuk sahabat penanya di Nederland itu mampu menjadikan kartini sebagai pendongkrak dan menghasilkan banyak perubahan, bukan hanya untuk negeri tercintanya, tapi juga menjadi issue dan pembahasan sampai ke Eropa, yang nun jauh disana. Kukutip semboyan yang dipegang teguhnya “maju! Semua harus dilakukan dan dimulai dengan berani! pemberani-pemberani memenangkan tiga perempat dunia”. Pada masa itu saja kartini sudah berpikiran sangat maju untuk perubahan pada negerinya. Ada lagi kutipan kalimatnya yang begitu berbekas untukku “duh karena itu aku menginginkan, hendaknya dilapangan pendidikan itu pembentukan watak diperhatikan dengan tidak kurang baiknya akan dan terutama sekali pendidikan ketabahan. Dalam pendidikan ini harus dapat dikembangkan dalam diri anak-anak, terus menerus..” betapa pertama kalinya dalam sejarah modern Indonesia ,seseorang telah mengetahui fungsi seni bagi pendidikan, fungsi seni itu akan berbuah pada watak seorang anak pada masa yang akan datang. Luarbiasa.

Mbak Happy bukan hanya menekuni dunia seni. Tetapi seni itu juga Mbak aktualisasikan ke bisnis. Bisa Mbak Happy ceritakan bisnis yang digeluti?
Sejak menikah dengan Tjokorda Bagus Dwi Santana, Selain menjadi ibu rumah tangga yang baik saya membantu bisnis suami. Salah satunya mengurus restoran. Restorannya di Petitenget, Seminyak, Bali. Namanya Biku. Bisnis restoran ini dijalani dan dikelola mulai dari nol. Berbeda dari bisnis waralaba dari luar negeri yang semakin menjamur, bagi kami, kami bangga menjadi orang Indonesia, makanya kami tidak mau ikut-ikutan. Restaurant ini konsepnya memadukan kolaborasi unik dari tea lounge, restaurant, barang antik dan toko buku di Bali. Terinspirasi dari budaya unik di Indonesia, Biku adalah menggabungkan campuran Indonesia lama dengan sentuhan modern. Lokasinya di Seminyak Bali, berarsitektur bangunan Joglo yang bersejarah, yang dulunya adalah sebuah toko antik tetapi telah berubah menjadi sebuah restoran. Restauran ini dibuka dari jam 08 pagi sampai jam 11 malam. Biku punya sajian spesial Traditional Afternoon Tea (High Tea) lengkap dengan scones, finger sandwiches, mini spinach quiche dan sweet cookies. Teh koleksi Biku pun merupakan teh yang unik dan jarang ditemui di Indonesia seperti Indian Masala Tea dan Lapsang Souchon. Biku juga menyajikan all-day breakfast seperti bubur ayam, nasi goreng, aneka burger dan sandwich. Untuk makan siangnya tersedia T-Bone Sirloin Steak, Nasi Rendang, Nasi Campur dan masih banyak lagi menu masakan khas Indonesia hingga western yang bisa Anda pilih. Rata-rata pengunjung Biku menghabiskan waktu di sini dengan minum teh sambil membaca buku atau berbincang santai. Bekerja sama dengan Ganesha Bookshop, salah satu toko buku populer di Bali, buku-buku yang tersedia di Biku merupakan koleksi unik mulai dari buku yang berusia puluhan tahun hingga novel modern. Untuk makanan pendamping teh tersedia makanan ringan seperti lumpia, samosa, pavlova dan lemon mousse.

Dalam menjalani bisnis yang digeluti apa tantangan yang dihadapi, dan bagaimana Mbak Happy menghadapinya?
Dalam hidup pasti kita menghadapi tantangan. Tetapi yang terpenting adalah kita mau berusaha, maka hidup akan memberikan segalanya. Seperti yang dikatakan Pramoedya Ananta Toer. Jadi jalani saja hidup ini.

Latest Berita

ASPIKINDO FAIRASPIKINDO FAIR
Berita Kelas Excellent Mentoring  Incubation  whatsapp image 2017 09 09 at 17 28 15
Kelas Excellent Mentoring & Incubation
Berita Excellent Mentoring  Incubation pertemuan ke 3 whatsapp image 2017 08 26 at 17 54 00 5
Excellent Mentoring & Incubation pertemuan ke 3
Berita SEMINAR  GATHERING whatsapp image 2017 08 12 at 18 05 18
SEMINAR & GATHERING