a a a a a a a
Logo
Other Information Banner Header
Tiket Online

Berita

Kunci Perjuangan Intensif dan Konsisten

Kunci Perjuangan Intensif dan Konsisten

By :
April tahun ini akan menjadi puncak kemeriahan “Pesta Demokrasi” di republik yang kita cintai ini. Mungkin rakyat sudah terlalu jengah dengan event lima tahunan ini, karena hasilnya ya gitu-gitu aja. Apa yang harus dirubah? Sebenarnya apa yang salah dengan demokrasi di Indonesia ini? Apa untungnya nasib negara ini “digantungkan” pada kertas suara yang kita pilih?.
Masih banyak lagi berbagai macam pertanyaan yang senada mempertanyakan Pemilihan Umum (Pemilu) yang telah lama menjadi ritual bangsa ini. Prof. Dr. R. Siti Zuhro, MA, salah satu peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang sangat peduli dengan kecompang-campingan politik dan demokrasi di Indonesia, tidak terkecuali ajang pemilihan wakil rakyat ini. Wanita kelahiran Blitar, 7 November 1959 ini juga termasuk sosok yang aktif mengawal isu-isu seputar otonomi daerah, birokrasi, demokrasi lokal apalagi demokrasi nasional. Berbagai buku mengenai demokrasi juga telah banyak dia buat. Seperti apa kisah perjalanan hidupnya, apa yang membuat dia tertarik menjadi peneliti dan juga bagaimana pendapatnya mengenai pemilu di negara ini, mari kita simak hasil liputan tim Majalah Excellent berikut ini.
Bisa Ibu ceritakan sedikit kisah perjalanan Ibu?
Saya dari taman kanak-kanak sampai SD di Lumajang lalu melanjutkan di SMP Muhammadiyah Pasuruan setelah tamat SMP saya melanjutkan di SMAN Pasuruan, setelah itu saya meneruskan kuliah di FISIP Universitas Jember (UNEJ). Jadi saya dari lahir sampai sarjana itu ‘kenyang’ hidup di Jawa Timur. Setelah itu saya mencoba pergi sebentar ke Riau kebetulan di Riau ada kakak saya yang bekerja di Caltex (sekarang Chevron), di sini saya bekerja sekitar 7 bulan. Di Riau selama saya bekerja di Caltex, saya juga sambil mencoba untuk melamar kerja di Jakarta. Saya melamar ke beberapa perusahaan sampai akhirnya satu yang membuat saya sreg, yakni saat saya diwawancara oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) hingga saya diterima dan mendapatkan SK (Surat Kerja) di tahun 1986. Setelah bekerja selama 3 tahun (1986-1989) saya mendapat beasiswa untuk kuliah di The Flinders University, Adelaide, Australia Selatan, setelah pendidikan S2 saya selesai tapi saya belum ingin pulang ke Indonesia karena saya harus melakukan beberapa penelitian. Setelah sudah puas saya melakukan penelitian, saya mencoba untuk mengajukan S3 di Curtin University of Technology, Perth, Australia Barat. Setelah itu pulang ke Indonesia untuk meneliti kembali, jadi durasi rentang waktu penelitian saya itu sejak 1986-2014, 28 tahun lamanya.
Apa kunci sukses ibu hingga bisa menjadi peneliti utama di LIPI?
Siapa pun di bidang manapun pastinya memerlukan perjuangan yang intensif dan perjuangan yang konsisten untuk mencapai target. Karena saya bergerak di bidang ilmu dan intelektual ya jenjang paling tinggi adalah peneliti utama atau professor riset. Untuk pencapaian seperti sekarang ini memang tidak mudah, hidup di dunia penelitian sebagai akademi intelektual itu tantangan utamanya adalah konsistensi, minat yang utuh, dan semangat yang utuh agar tidak terpengaruh oleh pola-pola hidup yang berlebihan karena hidup sebagai intelektual peneliti itu sama dengan hidup dalam kesederhanaan karena memang duitnya tidak banyak dan gajinya tidak besar yang harus diperbesar adalah profesionalisme dan idealisme. Semangat dan cita-cita meraih idealisme itu kebahagiaan sebagai peneliti, apalagi ketika penelitiannya itu bermanfaat bagi orang banyak. Jadi saya merasakan untuk meraih jenjang yang tertinggi seperti saya ini sebagai professor riset ternyata memang bukan hanya sekedar butuh fokus tapi juga membutuhkan waktu yang lebih banyak, berani kehilangan weekend dan holiday-nya dan bahkan 24 jam kehidupannya. Jadi mungkin kalau anda menemukan atau menjumpai peneliti nyureng-nyureng itu saking seringnya ke komputer atau laptop, karena dialognya itu lebih banyak ke komputer dan membaca buku hasil penelitian.
Lalu bagaimana anak anda menyikapi pekerjaan dan kesibukan Ibu?
Mungkin anak saya sudah terbiasa dengan kehidupan berpindah-pindah karena pindah keluar negeri balik lagi ke Indonesia pindah lagi ke Australia saya lalui selama dari tahun 1989-2005. Kehidupan yang nomaden itu tidak hanya tiap minggu tapi juga tiap tahun. Pengorbanan harus ada saat suami saya di Jakarta, saya di Surabaya kadang saya ada di Sulawesi Selatan jadi anak saya ada di Malang dititipkan ke keluarga. Jadi memang harus ada pengorbanan dan alhamdulillah anak saya paham meskipun kadang ada komplain khususnya saat balita sampai SMP. Saya ingat ketika anak saya mengatakan bosan karena weekend masih juga ngetik kan mestinya piknik. Tapi sekarang anak sudah dewasa jadi lebih mengerti bagaimana pekerjaan orang tuanya.
Menurut “kacamata” Ibu, sejauh mana kesuksesan demokrasi di Indonesia ini?
Menurut saya sistem multi partai yang menjadi pilar demokrasi ini menimbulkan konflik kepentingan yang begitu intensif. Mulai berpacu dengan kepentingan yang di kelola dengan tidak cukup bagus oleh partai-partai politik yang semua orientasi dan kepentingan hampir semuanya itu dalam jangka pendek dan menjadikan kurang bagus akhirnya banyak instruksi didalamnya. Ini yang menjadikan kita semua berpikir perlunya pemimpin kita untuk menata ulang partai politik. Menata ulang desentralisasi dan otonomi daerah kita agar semua yang kita jadikan kebijakan dan kita laksanakan kedepan ini tidak sekedar mengharu biru ke daerah. Jadi demokrasi ini wajib hukumnya untuk menghasilkan sesuatu yang baik. Pemerintahan yang bersih dan melayani harus terwujud kongkrit dari waktu ke waktu kita tidak lagi mendengarkan intensitas pemberitaan tentang korupsi karena yang terbangun saat ini kan koruptika. Satu optimisme yang tersisa saat ini adalah dengan menempatkan partai politik pada ‘porsinya’ . Jadi kita tidak benci partai politiknya tapi kita meminta pada partai politik untuk memperbaiki pola recruitment kualitas kaderisasinya. Dan kami harapkan kedepannya pemilu nasional dan pemilu lokal diadakan secara serentak, jadi fokus dan energi kita tidak habis sekedar hanya untuk atas nama pesta demokrasi in. Keseringan pesta kan juga membuat kita bangkrut. Kalau Indonesia melakukan Pilkada langsung untuk 520 kabupaten lalu ini sudah berapa?, kemarin saja sampai periode 2005-2013 kalau kita rounding hampir seribu, jadi menurut saya ini kebosanan tersendiri sehingga golput (golongan putih) semakin tinggi.
Apa yang harus dibenahi oleh partai dalam hal perekrutan kader ?
Jadi merekrut kader itu tidak boleh asal goblek, merekrut kader memang harus melalui seleksi yang memadai, harus ada kualifikasinya. Misalnya katakan ijazah dengan nilai yang bagus lalu di tes lagi dengan interview, di tes lagi kesehatanya, di tes kompetensinya di tes intergritasnya, dan di tes kepemimpananya. Untuk orang partai ya harus seperti itu, tidak karena dia terkenal atau banyak duit terus ok di rekrut. Rekrut seperti Indonesia Idol itu yang tidak boleh terulang lagi, lah kemarin kan kita menyaksikan reklame-reklame “Di Sini Menerima Caleg” atau “Pendaftaran Caleg” jadi menurut saya ini blunder banget kemana para kader itu mestinya ada kesadaran mereka sudah mulai bergerilya untuk mulai membuka kaderisasi itu tadi. Partai politik memerlukan kader-kader partai yang memiliki kualifikasi katakanlah orang yang memiliki background sosiologi, background politik, hukum, atau ekonomi kan gitu.
Menurut Ibu sejauh mana keberhasilan Pemilu 2014 ini?
Kita berdoa dan berusaha mengawal bersama bahwa pemilu ini harus berhasil, pemilu ini harus sehat, pemilu yang betul-betul mencerahkan menjadi satu awal konsolidasi demokrasi. Bangkitkan kesadaran masyarakat kita agar menjadi pemilih yang cerdas karena mereka akan memilih orang yang benar-benar bagus dan amanah, kan kalau itu yang di pilih nanti yang duduk di parlemen bagus yang duduk sebagai pimpinan anjungan juga bagus itu yang kita harapkan. Kita tidak bisa hanya fokus menghentikan money politic karena mereka itu kan geraknya cepat dan bergerilya yang bisa kita intervensi adalah bagaimana kita memintakan ada relawan-relawan di mana simbolnya memilih pemuda-pemuda yang jumlahnya 20% dari total pemilih rata-rata usianya dari 17-23 tahun itu yang kita mintakan mereka menjadi simbol. Relawan simbol yang bisa mengingatkan bahwa mereka adalah pemilih jernih yang tidak terkontaminasi. Relawan-relawan yang menjadi symbol tadi itu akan menjadi semacam cemeti bagi para elite partai khususnya dan penyelenggara KPU untuk lalu mereka ini sebagai reminder kita harus lurus karena memang dalam semua tahapan pemilu semacam ini peluang adanya penyimpangan itu akan besar. Jadi bagaimana petualang politik yang jumlahnya tambah banyak ini kita kasih timpalan dengan menjadikan pemilik pemula itu menjadi simbol-simbolnya jadi ibaratnya bersaing dengan sehat. Ini yang memang kedepan harus kita perbanyak jumlahnya supaya pemilu kita tidak seperti hasil pemilu 2009 yang ditengarai banyak penyimpangan dan banyak yang menghalalkan semua cara untuk menang. Itulah kebenaran selalu tersisih tapi pada saatnya kebenaran itu akan muncul dan menunjukkan jati dirinya.
Pesan-pesan untuk para pembaca excellent agar bisa meraih kesuksesan?
Konsistensi, komitmen, dan juga meminati. Karena meminati itu adalah kunci dari kesungguhan karena saya meminati dan merasa tidak terpaksa menjadi peneliti ya saya lakukan walaupun ini weekend atau bahkan saya harus kehilangan new year’s saya, kehilangan long holiday saya hanya karena bercengkerama dengan komputer dan data, ini resiko buat saya. Karena tidak ada orang sukses yang tidak ulet dan tidak ada orang sukses yang tidak mengorbankan waktunya. Kuncinya di situ jadi sukses menurut saya berbeda dengan suksesnya seorang pengusaha dengan. Karena kesuksesan seorang intelektual ialah dengan semakin banyak ilmu yang di share terhadap sesama dan semakin bermanfaat untuk sesama dan juga dapat dirasakan kemanfaatan dari ilmu tersebut maka disitulah keberhasilan seorang peneliti. Jadi lebih ke manfaat bukan ke materi

Latest Berita

ASPIKINDO FAIRASPIKINDO FAIR
Berita Kelas Excellent Mentoring  Incubation  whatsapp image 2017 09 09 at 17 28 15
Kelas Excellent Mentoring & Incubation
Berita Excellent Mentoring  Incubation pertemuan ke 3 whatsapp image 2017 08 26 at 17 54 00 5
Excellent Mentoring & Incubation pertemuan ke 3
Berita SEMINAR  GATHERING whatsapp image 2017 08 12 at 18 05 18
SEMINAR & GATHERING