a a a a a a a
Logo

Kepemimpinan

Dalai Lama sucses story

Dalai Lama sucses story

by



Pengasingan Dalai Lama yang tidak adil dari tanah kelahiranya mendorongnya menjadi pemimpin spiritual dunia.

Lharmo Thondup, anak termudah dari delapan bersaudara, dilahirkan dalam keluarga miskin di daerah terpencil di Tibet. Anak biasa yang hidup di daerah sederhana, tak ada satu pun darinya yang menunjukan kalau suatu hari kelak akan menjadi pemimpin negaranya dan salah satu pendukung perdamaian dunia yang paling mengesankan _ kecuali kejadian luar biasa yang terjadi tiba-tiba saat kelahiran anak kecil tersebut.
Ayahnya telah lama terbaring ketika Lharmo Thondup lahir, dan secara misterius ia sembuh pada suatu pagi. Keluarga memerhatikan bahwa bayi tersebut bersikeras duduk di ujung meja. Ketika ia tumbuh makin besar, ia membawa tas kecil dan berkata, “Aku akan pergi ke Lhasa!” kursi Dalai Lama yang Agung, pemimpin agama, dan politik yang paling suci di antara umat Budha di Tibet. Keluarga Lharmo Thodup menghubungkan sikapnya yang tidak biasa dengan kepribadiannya yang tak dapat dikendalikan.
Suatu hari sekelompok pengembara berhenti di rumah tersebut dan meminta izin untuk menginap semalam, anak yang berusia 2 tahun itu segera menemui pembantu yang pergi bersama kelompok itu dan berkata dengan antusias, “Sera Lama!” Anak kecil itu dapat melihat apa yang tidak dapat dilihat oleh orang lain: pembantu tersebut, sebenarnya, bikkhu agung, atau lama, yang berasal dari kuil sera yang prestisius. Ia mengenakan pakaian samaran sebagai bagian dari apa yang sekarang disebut kelompok pencari anggota baru.
Umat Budha percaya bahwa Dalai Lama adalah reinkarnasi dari setiap Dalai Lama sebelumnya, dengan sumber spiritual yang mengarah kembali pada siddharta, Budha yang sebenarnya dan pendiri agama tersebut. Dalai Lama ke-13 baru saja meninggal, dan kelompok ini mengikuti petunjuk dari peramal mereka untuk menuju rumah anak kecil tersebut dalam pencarian reinkarnasi Dalai Lama. Mereka mengeluarkan beberapa barang pribadi, beberapa diantaranya adalah milik Dalai Lama. Lharmo Thondup dengan mudah memilih barang yang dimiliki pendahulunya, bersikukuh, “Ini milikku! Ini milkku!”
Anak kecil itu segera dipersiapkan menjadi Dalai Lama yang ke-14, meninggalkan keluarganya dan menghabiskan 20 tahun berikutnya untuk belajar menjadi bikkhu dan, akhirnya, pemimpin bangsanya. Itu adalah kehidupan yang sangat terlindungi, menghabiskan waktu bersama para tutor dan bikkhu lain, hidup eksklusif dalam kuil. Protokol yang ketat menjauhkannya dari orang kebanyakan.
Ketika Dalai Lama berusia 15 tahun, pasukan Negara tetangga, komunis China, menyerang pos perbatasan Tibet. Orang Tibet sadar kalau pasukan mereka yang berjumlah 8.500 tidak akan mampu mencegah pasukan China yang berjumlah 80.000. Dalai Lama menerima kunjungan dari kakak laki-lakinya, yang juga seorang bikkhu, segera sesudahnya . Ia melaporkan bahwa kuilnya telah diambil alih oleh komunis China yang berusaha mengindoktrinasi para bikkhu dengan propaganda mereka. Ia secara pribadi telah diperintahkan untuk mengunjungi Dalai Lama dan, jika ia tidak berhasil membujuk Dalai Lama untuk menerima aturan China, ia harus membunuh Dalai Lama.
Di tengah-tengah kekacauan ini, anak berusia 15 tahun yang suci dan dilindungi ini secara resmi dinobatkan sebagai Dalai Lama, memegang kekuasaan penuh sebagai pemimpin utama di Tibet. Ketika gerombolan tentara China memasuki Negara, dilaporkan banyak kekerasan dilakukan oleh mereka. Para tentara mulai mengambil alih tanah dan harta benda serta membagikannya pada pasukan China yang ikut. Yang lebih buruk lagi adalah cerita kebrutalan yang dialami oleh petani biasa, meskipun kemarahan China yang terbesar ada pada lambang agama. Dalam usaha untuk mendiskreditkan agama Budha, pasukan China memaksa bikkhu dan bikkhuni secara terbuka membatalkan ikrar mereka untuk hidup selibat dan membunuh binatang kecil. Beberapa dipaksa membunuh orang lain, dan hampir semuanya ditahan di kamp konsentrasi. Akhirnya, semua agama dilarang di Tibet.
Dalai Lama yang masih muda mengirim duta ke Inggris dan Amerika Serikat untuk meminta mereka ikut campur membela Tibet. Keduanya mengirim kembali duta dengan tangan kosong, pada intinya setuju bahwa China memiliki kekuasaan atas Tibet. Tanpa adanya kekuatan hebat dunia yang bersedia mendukungnya, Dalai Lama mengirim satu tim ke China untuk menegosiasikan perdamaian dan keadilan untuk hidup berdampingan. Ia kemudian mendengar melalui radio bahwa tim tersebut telah menandatangani penyerahan diri secara penuh.
Mengetahui bahwa persetujuan pasti diakhiri dengan senjata, Dalai Lama sadar kalau Tibet tidak punya pilihan selain menyerahkan diri. Ia pergi ke China dan menghabiskan waktu berbulan-bulan lamanya untuk menemui beberapa anggota pemerintahan China, termasuk Mao Tse-Tung, untuk membela kemerdekaan negaranya. Tetapi dalai Lama Masih sangat mudah dan naïf, dan anggota pemerintahan yang menemuinya memberikan janji palsu serta kebohongan.
Saat ia kembali ke Tibet, ternyata situasi belum juga membaik. Pasukan China menghancurkan segala simbol pemberontakan, membakar desa-desa kecil dengan pesawat udara dan menghukum orang yang tidak mau tunduk dengan hukuman zaman pertengahan, termasuk penyaliban dan mengeluarkan isi perut. Ketika Dalai Lama diundang dalam suatu perayaan di China tetapi dilarang untuk membawa pengawalnya, pembunuhan tampaknya tidak dapat dihindari. Pemimpin yang agung itu meloloskan diri dari Negara itu, menyamar sebagi pasukan rendahan. Perjalanan selama dua minggu ke India, berjalan kaki dan naik keledai, membawa Dalai Lama dan rombongannya melalui badai salju, menderita disentri sepanjang hari.
India memberikan rombongan tersebut perlindungan politik, dan saat kepindahan tersebut adalah hal yang traumatis, Dalai Lama menemukan bahwa tiba-tiba mendapatkan kebebasan yang tidak pernah disadarinya. Dalam pengasingan, ia dapat memublikasikan pengumuman tentang invasi China tanpa takut akan adanya hukuman. Ia juga mampu lepas dari aturan protocol ketat yang telah mengelilinginya sejak masa kanak-kanaknya. Hal ini membuatnya memiliki kontak yang lebih dekat dengan semua golongan, khususnya pengungsi yang pergi dari Tibet, dengan cerita keberanian mereka menghadapi kekerasan yang menyeramkan. Dalai Lama membujuk pemerintah India agar mau memberikan perlidungan pada para pengungsi itu, memberi dana untuk tempat tinggal dan pendidikan mereka.
Akses baru terhadap berbagai orang dan opini membuat Dalai Lama semakin matang. Dibuat marah oleh pendekatan totaliter China dan penghormatan atas keinginan masyarakat yang baru diperoleh, Dalai Lama mendirikan pemerintahan Tibet dalam pengungsian dan rombak strukturnya dengan model demokrasi modern saat ini. Dalam perubahan dari aturan sebelumnya yang sebagian besar dilakukan dengan cara penunjukan, anggota parlemen sekarang bebas dipilih oleh masyarakat Tibet yang ada di pengungsian, dan Dalai Lama sudah mengumumkan bahwa begitu Tibet mendapatkan kembali kemerdekaan, ia tidak akan lagi memegang kekuasaan politik, hanya kembali pada kapasitas religius.
Sejak remaja yang ketakutan itu mendapatkan kuasa, Dalai Lama telah menjadi politikus yang matang. Ia mengunjungi 46 negara untuk meningkatkan kepedulian terhadap keadaan negaranya _ sebuah perubahan yang cukup besar dari masa kecil yang terkukung dalam bangunan kuil. Setelah kegagalan pertamanya dalam memenangkan dukungan Inggris dan Amerika Serikat, ia sukses melobi Amerika Serikat untuk menyetujui resolusi yang menuntut China menghormati hak Tibet dalam menentukan nasibnya sendiri. Ia juga mengajukan rencana untuk memperbaiki aturan dalam negeri dan hak-hak asasi manusia, dengan ketentuan bahwa hal itu harus dicapai dengan damai, tanpa kekerasan.
Jadwal diplomasi yang padat tidak menghentikan Dalai Lama dalam membicarakan dan menulis filosofi Budha, merengkuh orang-orang dari semua keyakinan dan Negara. Ajarannya memengaruhi pandangan polotiknya dengan mendorong masyarakat untuk mengembangkan perdamaian dan kemampuan memaafkan dalam hati manusia. Ia juga memberi nasihat mengenai kebijaksanaan yang ditemukan dalam tragedy. Dalam The Dalai Lama’s Book of Wisdom, ia menulis : “ Karena melalui (sebuah) pengalaman tragis Anda menjadi semakin realistis, Anda menjadi semakin dekat pada kenyataan. Dengan kekuatan dari investigasi, pengalaman tragis dapat membuat Anda menjadi lebih kuat dan meningkatkan rasa percaya diri dan keyakinan pada diri sendiri. Kejadian pahit menjadi sumber kekuatan dalam diri.”
Meskipun ada ketakutan yang disebabkan oleh peraturan China, negosiasi damai selalu menjadi focus filosofi politik Dalai Lama dan ajaran agamanya ketika ia menerima Nobel perdamaian tahun 1989, penghargaan itu tidak hanya mengakui usahanya dalam memperjuangkan Tibet, tetapi juga sebagai penghargaan atas usahanya dalam menyebarkan perdamaian dan rekonsiliasi di seluruh dunia, baik antaranegara di seluruh dunia maupun Negara-negara tetangga. Dalam pidato penerimaannya, ia berkata, “ Dengan kebenaran, keberanian, dan keteguhan sebagai senjata kami, Tibet akan bebas.” Namun pesan utamanya adalah kita semua pasti bisa.






Logo
APL Office Tower Lantai 9 Suite 902
Central Park - Podomoro City
Jl. LetJend. S. Parman Kav. 28
Jakarta Barat 11470 – Indonesia
Telp: +62 21 2903 4288
Fax: +62 21 2903 4266
Email: info@komunitasexcellent.com
Switch to Desktop Version
Copyright © 2016 - Komunitas Excellent ,
Jasa Pembuatan Website by IKT
Link mobile