a a a a a a a
Logo

Kepemimpinan

bertahan hidup  by Anita Roddick

bertahan hidup by Anita Roddick

by
Kebutuhan mendasak untuk membuka bisnislah yang mendorong The Body Shop menjadi sukses.
Tidak banyak perempuan yang dengan senang hati mendukung suaminya meninggalkan rumah selama dua tahun untuk melakukan sebuah ekspedisi sedangkan mereka tinggal dirumah membiayai dua anak. Namun Anita Roddick tidak seperti perempuan lainnya.
Hal pertama yang diingat Anita adalah bekerja di kafe orangtuannya di kota pinggir laut Inggris, di Littlehampton. Sebagai putri dari dua imgran Italia, ia segera mewarisi etik kerja mereka, yang kemudian tampak seperti “menghalalkan anak kecil bekerja”. Ia tidak memikirkan hal lain selain menghabiskan akhir pekannya di kafe tersebut, kemudian tidur di satu kamar dengan keluarga besarnya karena kamar lain di rumah mereka disewa orang lain.
Sebagai bagian dari kelompok imigran di kota pinggir laut yang homogen, Anita segera dikenal sebagai orang luar. Pada usia 10 tahun, buku mengenai Holocaust memeberinya kesan yang tak terlupakan dan membangkitkan minatnya pada hak – hak asasi manusia dan keadilan. Ia belajar di sekolah guru dan mulai mengajar disekolah umum, tetapi beasiswa untuk mengajar di sebuah kibbutz (perternakan atau pemukiman komunal) di Israel membangkitkan kecintaan untuk selalu berpergian dan mempelajari kebudayaan lain.
Keberadaan di kibbutz berakhir ketika Anita dipecat karena terlibat dalam suatu kekacauan. Sebagai ujian akan kemampuan Anita mengajar, kejadian tersebut membebaskan Anita dari tanggungjawab yang mengikatnya untuk bekerja seumur hidup. Ia menempuh perjalanan panjang untuk kembali ke rumah, meminta tumpangan menyusuri Israel dan tinggal di Paris serta Swiss selama beberapa saat. Akhirnya ia meninggalkan dunia mengajar untuk selamanya dan menghabiskan waktu satu tahun dalam perjalanan ke Tahiti, New Caledonia, Australia, Madagaskar, dan akhirnya Afrika Selatan, tempat ia di usir dari negara tersebut karena mengunjungi klub jazz pada “malam gelap” (black night ).
Kehabiasan uang dan rindu rumah , ia kembali ke Inggris dan jatuh cinta pada Gordon Roddick, seorang penulis dan penyair muda yang sering mengunjungi kafe ibunya yang di ubah menjadi bar. Dalam waktu dua tahun mereka menikah dan dikaruniai seorang putri dan seorang lagi masih dalam kandungan. Gordon berusaha menghidupi keluarganya dari toko lukisan dan pigura, tetapi karena tidak berjalan sesuai harapan ia dan Anita bekerja sama dalam bisnis, membeli rumah bobrok dengan delapan kamar tidur serta ruang sarapan. Meskipun mereka menghabiskan waktu berminggu – minggu untuk mengubahnya menjadi bisnis yang berkelanjutan, kurangnya pengunjung dikota yang sepi itu memaksa mereka untuk mengubahnya menjadi rumah indekos.
Mencari sumber penghasilan lain, Anita dan Gordon memikirkan sebuah restoran dan dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil Anita, mereka pun memutuskan untuk membuka kafe. Paddington’s Restaurant dibuka dengan menu makanan sehat, dengan meminjam uang dari bank sebesar £10.000- dan para langganan lokal yang tidak pernah mengenal quiche (tart isi). Masyarakat sekitar tidak terlalu antusias. Selama bulan pertama, restoran sepi. Di ambang kebangkrutan, Gordon akhirnya membeli alat pemanggang serta penggorengan dan mulai memasak steik, hamburger, dan keripik Inggris, bisnis berkembang.
Selama tiga tahun, restoran tersebut paling diminati karena makanan yang di goreng di kota itu, namun selama tiga tahun pula mereka harus pulang kerumah pada jam satu dini hari dan bangun pagi – pagi, apalagi untuk mengurusi rumah indekos terlalu melelahkan bagi keluarga Roddick, khususnya ketika usaha itu hanya memberikan keuntungan yang pas – pasan. Mereka juga khawatir kalau kedua putri mereka akan menjadi lebih dekat dengan nenek mereka yang mengasuh mereka dibandingkan orangtua mereka sendiri.
Karena itu Gordon punya alasan tersendiri untuk berkemas – kemas. Ia siap mengejar impian masa kecilnya : mengikuti langkah petualang Swiss dengan menunggang kuda sejauh 5.300 mil dari Buenos Aires ke New York. Di luar dugaan, istrinya yang pencinta petualangan mendukung perjalanan itu sepenuh hati. Meraka menjual restoran dan rumah indekos dan mencari ide akan sebuah bisnis kecil yang dapat menghidupi keluarga selama Gordon pergi dan Anita hanya perku kerja dari jam 09.00 pagi hingga jam 05.00 sore serta masih punya waktu dirumah bersama anak – anak pada malam harinya.
Ide Anita – toko kosmetik yang menggunakan bahan – bahan alami yang ditemukannya selama perjalanannya menjelajahi dunia- sangat sulit diterima bank, dan menolak memberinya pinjaman karena Anita muncul dengan kaos Bob Dylan dan jins dengan dua anak dalam gendongannya. Gordon kembali ke bank bersamanya,memaksa Anita mengenakan pakaian kerja yang konservatif dan mengetik rencana bisnis yang mengesankan untuk dimasukkan ke dalam map. Anita kesal, tetapi kekesalan itu sirna ketika bank dengan cepat menyerahkan cek sebesar £4.000, yang digunakan untuk membeli bahan – bahan yang diperlukan menyewa ruang kecil untuk berjalan di dekat Brighton.
Tanpa pelatihan apapun pengalaman, Anita membuka The Body Shop pada tahun 1976 hanya dengan 15 produk. Berdasarkan penglamannya selama ini yang kecewa karena tidak dapat menemukan ukuran kecil atau contoh dari kosmestik favoritnya, toko tersebut menawarkan lima ukuran yang berbeda untuk tiap produk – meskipun kemudian ia mengaku kalau tujuannya adalah agar rak toko yang kurang banyak isinya itu terlihat menawarkan banyak barang.
Kebijakan – kebijakan ramah lingkungan yang ,mendasari The Body Shop adalah akibat dari kebutuhan ekonomi. Anita kemudian menulis “Saya tidak memperkirakan intusi apapun tentang gerakan cinta alam. Apa yang ada dalam bentuk saya saat itu, hanyalah satu- bertahan hidup.” Ketika toko itu dibuka, Anita menggunakan botol termurah untuk losion dan ramuannya yaitu jenis plastik yang digunakan oleh rumah sakit untuk mengumpulkan contoh urin. Karena ia tidak memiliki cukup uang bahkan untuk menyediakan barang itu. Ia mulai mempraktikkan isi ulang botol customer, kebijakan yang di dukung oleh para seniman pencinta alam di kota itu dan generasi Perang Dunia II yang berhemat. Ketiaka dinding toko itu diberi warna hijau tua sebagai symbol dari komitmen perusahaan untuk mendaur ulang dan menjaga kelestarian, sebenarnya Anita pada awalnya memilih warna itu hanya untuk menutupi bayangan noda air di dinding toko itu.
Anita bahkan melakukan usaha terakhir untuk mempertahankan toko dengan mengganti pembukaan toko menjadi acara PR. Ketika dua tempat pemakaman di dekat itu memperkarakan nama “ The Body Shop “ akan membahayakan bisnis mereka , Anita memberikan informasi tanpa nama ke Koran local, yang membahas tentang situasi tersebut dan menarik perhatian masyarakat seminggu sebelum toko dibuka. Gordon telah memperingatkan Anita sebelum pergi, bila Anita tidak mampu mendaptkan £300 seminggu dari toko itu, sebaiknya ia mentupnya dan ikut bersamanya ke Amerika Selatan. Pada hari pembukaan The Body Shop , Anita mendapatkan £130. Anita kemudian mengambil keputusan dan tidak perlu membayar iklan selama ia menjadi pemilik toko itu.
Ketika Gordon kembali, Anita telah membuka toko kedua The Bod Shop di kota tetangga. Gordon kagum dan menyarankan untuk “membiayai sendiri” lebih banyak toko. Bersama – sama mereka menjual waralaba kepada pembeli yang tertarik. Mereka menggunakan modal yang terkumpul untuk menambah jenis produk. Pada tahun 1984, The Body Shop telah menyebar luas.
Disamping menepatkan diri sebagai kekuatan utama dalam perawatan tubuh dan kulit, The Body Shop berubah dari hanya toko kosmetik menjadi landasan aktifitas politik. Perusahaan yang baru dipublikasikan itu diluncurkan dengan misi yang jelas : “Mendedikasikan bisnis kami untuk kepentingan perubahan sosial dan lingkungan .” Perusahaan ini merupakan salah satu bisnis besar yang tidak melakukan percobaan pada hewan, dan jendela tokonya seperti menyuarakan manfaat dari perdagangan yang ada dan kepercayaan diri yang tinggi yang dilambangkan dengan shea butter dan tea tree oil.
Saat ini, toko di Brington berkembang menjadi lebih dari 2.000 toko di lebih dari 50 negara. Produk aslinya yang berjumlah 15, sekarang telah berkembang menjadi lebih dari 600 produk. Perempuan yang pernah ditolak untuk mendapatkan pinjaman bank telah menerima gelar bisnis di satu universitas, di beri gelar kebangsawaan, dan menerima gelar DBE ( Dame Commander of the Order of British Empire ). Perempuan muda menakjubkan yang menentang hal – hal yang diharapkan dari seorang perempuan berubah menjadi sosok mengaggumkan yang lebih matang dengan cita – cita yang tetap sama. Meskipun Anita tidak lagi memimpin The Body Shop sejak tahun 2002, ia harus memberikan nasihat kreatif pada perusahaan dan membagikan banyak pengalaman yang telah memacunya. Ia menemukan inspirasi khusus dalam kutipan “ Seorang perempuan yang menyongsong usia lanjut tidak dapat dihentikan oleh tekanan duniawi.” Dan lagi, tidak dapat dihentikan adalah sesuatu yang telah dikuasi Anita dengan baik sejak dulu.
(Disadur dari buku: 30 Success Stories, karya Laura Fitzgerald)

Logo
APL Office Tower Lantai 9 Suite 902
Central Park - Podomoro City
Jl. LetJend. S. Parman Kav. 28
Jakarta Barat 11470 – Indonesia
Telp: +62 21 2903 4288
Fax: +62 21 2903 4266
Email: info@komunitasexcellent.com
Switch to Desktop Version
Copyright © 2016 - Komunitas Excellent ,
Jasa Pembuatan Website by IKT
Link mobile