BEDA KOMUNIKASI PRIA & WANITAOleh: DR. Ponijan Liaw, MBA, M.Pd.
by DR. Ponijan Liaw, M.Pd.
BEDA KOMUNIKASI PRIA & WANITA
Oleh: DR. Ponijan Liaw, MBA, M.Pd.
Komunikator No. 1 Indonesia,
Pelatih & Penulis Buku, tinggal di Jakarta,
Twitter: @PonijanLiaw, www.ponijanliaw.com
Allan dan Barbara Pease secara menarik menggambarkan perbedaan secara fisik dan psikis antara laki-laki dan perempuan dalam buku larisnya Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps. Di buku Men Are from Mars, Women Are from Venus, Dr. John Gray juga membedakan kebutuhan komunikasi kedua jenis jender yang ada di bumi manusia ini. Sementara Willard F. Harley, Jr. menuliskan perbedaan perlakuan yang diinginkan oleh sepasang makhluk itu dalam buku bestseller-nya His Needs, Her Needs. Chin-Ning Chu lain lagi sudut pandangnya ketika membahas secara khusus tentang bagaimana strategi dan kebijakan Sun Tzu bisa digunakan oleh seorang perempuan untuk meraih kemenangan dalam karir dan kehidupannya di buku teranyarnya The Art of War for Women, terbitan Elex Media Komputindo. Masih banyak lagi sesungguhnya buku yang bercerita tentang adanya perbedaan; kekuatan dan kelemahan dua makhluk berakal maha karya sang pencipta alam semesta ini. Seolah-olah, semua penulis buku jenis ini ingin berkata, “berhentilah untuk memperlakukan laki-laki dan perempuan secara sama. Karena faktanya mereka berbeda.”
Perempuan dan laki-laki berbeda dalam banyak hal. Tidak ada satu yang dapat mengklaim dirinya lebih baik dari yang lain. Yang ada hanyalah mereka berbeda. Baiknya kita lihat perbedaan berikut. Pria lebih direct sifatnya, sementara perempuan sebaliknya, indirect. Artinya, pria lebih suka pembicaraan yang langsung ke pokok persoalan. Formulasi pembicaraan yang bersifat zig zag (meliuk-liuk) dan berputar-putar kurang mendapat tempat di hati tipe jender satu ini. Semuanya harus langsung, jelas, tegas dan terfokus. Ini disebabkan karena kaum ini memiliki ruang otak yang mono-track sifatnya. Maksudnya, mereka hanya bisa memberikan konsentrasi penuh dalam satu hal saja pada satu waktu. Kompartemen otak yang mono itu memang lebih menyukai fokus yang mendalam terhadap satu topik. Buktinya, banyak makhluk Mars ini menjadi hilang kesabarannya ketika berhadapan dengan orang yang terlalu banyak varian topik pembicaraannya. Akhirnya, pernyataan yang keluar adalah, “Anda sebenarnya mau bilang apa?” Situasi terbalik akan dapat dilihat di kelompok perempuan. Mereka adalah makhluk yang menyukai hal-hal yang tidak langsung sifatnya. Contohnya, menurut Allan Pease, jika mereka pergi ke toilet, dapat dipastikan toilet mengalami pergeseran fungsi. Selain sebagai tempat membuang hajat, ia juga difungsikan sebagai tempat merias, ngerumpi dan menata diri. Pemandangan ini bisa diintip sendiri jika Anda juga seorang perempuan. Kelebihan mereka dibandingkan pria adalah kompartemen otaknya yang lebih banyak: multi-track. Mereka bisa mendengar dan berbicara pada saat bersamaan. Jangan bingung ketika Anda melihat mereka berbicara seperti potongan gambar dari beragam sinetron yang tidak saling terhubung. Tidak perlu ada kesimpulan. Tidak perlu pula ada yang memonopoli pembicaraan dengan topik monoton yang membosankan. Semua variasi topik pembicaraan akan dapat disimpan dalam ruang otak yang banyak itu.
Memahami bahwa laki-laki dan perempuan adalah dua makhluk yang berbeda dalam minat dan daya tampung informasi, sebaiknya strategi yang digunakan juga berbeda. Jika seorang suami mengerti keunikan istrinya, gaya komunikasi dan isi pembicaraan yang kerap muncul dari istrinya, demikian juga sebaliknya, niscaya keluarga harmonis dan ideal akan dapat terealisasi dalam kehidupan berumah tangga. Semoga!