ELLIES SUTRISNA: Memotivasi Dengan Hati
“Good is not enough, you have to Strive for Excellence”.Siapa yang pernah mendengar adagium ini, tentu pernah mengenal sosok Ellies Sutrisna. Dengan kalimat itu––Peraih Kartini Award 2013 dan penerima penghargaan ISMBEA Award 2014 ini telah membuktikan, bahwa keterbatasan hanyalah mitos yang menghalangi seseorang untuk meraih kesuksesan.
Telah membenak dalam diri Ellies kecil, bahwa hidup adalah perjuangan. Dibesarkan di lingkungan keluarga serba sederhana, di desa Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, pada tahun 1989, setelah lulus dari The University of Wollongong New South Wales, Australia, Ellies Sutrisna memulai karirnya di Indonesia. Seluruh pengetahuan, pengalaman, prestasi, dan keringatnya ia pertaruhkan di salah satu perusahaan teknologi informasi publik terbesar di negeri ini.
Ellies memulai karirnya sebagai seorang trainee, kemudian system engineer, naik menjadi business representative. Selalu ia berhasil melampaui target penjualan dan mendapat penghargaan sebagai“Top Achiever” dari perusahaan setiap tahunnya.
Sepanjang hampir 16 tahun berkarir, berbagai bidang pernah ditanganinya. Mulai dari bidang industry commercial, rumah sakit, hotel, perminyakan, perbankan, manufacturing, dan telekomunikasi. Bisa dibilang hampir seluruh bidang industri. Produk yang ditanganinya pun beragam, mulai dari penjualan serta distribusi perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), perangkat jaringan (network product), maupun implementasi software.
Tak membutuhkan waktu lama bagi Ellies sehingga diangkat menjadi business manager, division manager, hingga akhirnya diberi tanggung jawab besar untuk menjadi direktur di 3 perusahaan, bahkan Chief Executive Officer (CEO) perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Joint Venture dengan Amerika.
Pada tahun 2005, tepat saat berada di puncak karir, Ellies memutuskan untuk pensiun dini. Dua tahunpasca pensiun bagiElliesmerupakan waktu terbaik untukmenggali kebahagiaan bersama keluargasebagaimana diangankannya. Sebab kemudian berbagai peristiwadi masa lalu kerap membayangi dan menyelusup kedalam batinnya. “Semua yang saya peroleh dan miliki selama ini adalah berkah dari Tuhan.Tak ada alasan bagi saya untuk bersikap egois dan berhenti berkarya. Saya ingin membagikannya kepada orang banyak”.
Menulis Sebagai Pintu
Menulis bagi Ellies merupakan cara terbaik untuk menuangkan seluruh pengalaman dan keterampilannya kala itu. Maka pada tahun 2007, berkat dukungan kerabat dan dorongan dari rekan-rekannya yang sering datang berkonsultasi mengenai karir dan pekerjaan, terbitlah sebuah buku berjudul “5 Jurus Jitu Melejitkan Karir” yang kemudian disusul buku kedua “Tetap Nyaman Bekerja Dengan Bos Temperamental”.
Diskusi dan seminar mengenai buku tersebut diselenggarakan oleh sang penerbit. Sebagai main speaker pada promosi itu, Ellies memikat hati banyak orang yang kemudianmenghubungidan memintanyamemberikan pelatihan-pelatihandi perusahaan mereka. Hanya sepanjang 1,5 tahun, Ellies menikmati kesibukan barunya. Pemegang sertifikasiLisence Practitioner of Neuro Lingustic Programmingdari Dr. Richard Bandler dan The Society of NLP USAmemutuskan untuk menghubungi Brian Tracy demi meng-upgrade pengetahuannya di bidang coaching.
Nama Brian Tracy tak bisa dilepaskan dari pencapaian karir perempuan yang juga menulis buku 12 Jurus Jitu Meroketkan Karir ini. Berkat Psychology of Selling, kaset pelatihan yang dibelinya sewaktu masih menjadi karyawan, Ellies bisa mendapatkan coaching dengan materi kelas dunia. “Sayayakin, jika semua perusahaan mendapatkan pelatihan materi-materi kelas dunia,perusahaan-perusahaan kita mampu menjadi perusahaan kelas duniajuga,” papar Ellies.
Tidaklah mudah merepresentasikan seorang Brian Tracy,namun untuk mendapat predikat Master Lisence & Certified Brian Tracy’s FocalPoint Coachingsosok berdarah Bangka-Palembang ini harus mengikuti serangkaian seleksi selama 3 bulan sebelum akhirnya dinyatakan lolos. Pada akhir tahun 2008, pelatihan khusus bagi calon Master Lisence & Certified Business Coach itu pun akhirnya dapat iaikuti di Amerika Serikat.
Sekembalinya ke tanah air untuk kedua kalinya, karirnya sebagai trainer meningkat sejalan dengan karirnya sebagai pebisnis. Tak sedikit para karyawan beserta jajaran direksi yang berhasil meningkatkan prestasinya setelah mengikuti trainingbersama Ellies Sutrisna.
Ellies Sutrisna, kini memilih untuk memotivasi banyak orang. Strive for Excellence, merupakan salah satu buku semi biografi yang ditulisnya untuk menunjukkan sejauh mana motivasi dapat menggapai kesempurnaan. Menjadi yang terbaik, melakukan yang terbaik, dan memiliki yang terbaik, itulah kuncinya. “Terbukti, ketika saya bekerja dulu, semua bawahan saya memiliki karir cemerlang di mana pun mereka bekerja. dibandingkan dengan orang yang sama, di level yang sama, pada waktu yang bersamaan. Mereka mengerti esensi bekerja”.
Pengalaman paling berkesan sebagai seorang trainermenurut Ellies adalah apabila ia mengajar di satu kelas, dan apa yang ia sampaikan dapat mengubah mereka. “Di titik ini, saya sangat bahagia. Mereka yang tadinyangeyel––bahkan ada pula yang dititipkan oleh direkturnya––benar-benar mengerti esensi dari bekerja. Bekerja itu bukan cuma hard, tapi juga smart, fast, danwith heart. Kalau keempat konsep itu diimplementasikan, maka hasilnya akan bagus,” terang Ellies.
Ingin tahu kelanjutannya? Informasi selengkapnya dapat Anda baca di Majalah EXCELLENT edisi 51. Majalah Excellent edisi 51 bisa Anda dapatkan dalam versi CETAK dan Digital (Scoop, Scanie, WayangForce atau ExcellentMediaStore). Jika ingin bentuk cetak, Anda dapat temukan di Toko Buku Gramedia Se-Jabodetabek atau bisa melakukan pemesanan dengan menghubungi 021-29034288 atau 0851 0011 2009 (Wishu).