Penyebab-Penyebab Kegagalan dari Sebuah Bisnis Kecil dan Menengah
Seperti yang telah Anda ketahui bahwa survey menyatakan, 80 persen dari bisnis gagal di 2 tahun pertama, berarti hanya 20 persen yang berhasil selamat di 2 tahun pertama, lalu kemudian 80 persen dari sisa 20 persen tersebut
Penyebab-Penyebab Kegagalan dari Sebuah Bisnis Kecil dan Menengah
akan gagal didalam tiga sampai lima tahunberikutnya, artinya hanya menyisakan 4 persen dari seluruh bisnis yang di rintis oleh pengusaha-pengusaha dari bisnis kecil dan menengahsetelah lima tahun perjalanan bisnis-bisnis tersebut.
Mengetahui hal tersebut diatas, kali ini saya akan membahas mengapa bisnis-bisnis itu gagal? Apa yang harus Anda hindari bila memulai sebuah bisnis? Agar Anda dapat meminimalkan kegagalan dalam membangun sebuah bisnis. Inilahpenyebab-penyebab kegagalan dari sebuah bisnis.
Menjual Barang dibawah Harga Pokok
Salah satu penyebab utama dari sebuah kegagalan bisnis adalah menjual barang dengan harga lebih murah dari para pesaing karena takut kalah bersaing dengan perusahan lain, bahkan banyak perusahaan menjual di bawah harga pokok. Sampai kapanpun juga bila sebuah perusahaan mulai berperang harga dengan para pesaingnya, sangat sulit untuk memperoleh keuntungan yang memadai. Kondisi ini akan sangat buruk bagi keuangan perusahaan tersebut. Ingat menjual produk/jasa lebih murah dari para pesaing bukanlah satu-satunya cara untuk memenangkan persaingan. (banyak cara yang dapat dilakukan untuk memenangkan persaingan seperti yang telah saya bahas di edisi-edisi sebelumnya).
Management yang Buruk
Banyak bisnis dimulai karena melihat peluang yang terbuka lebar dan cukup menjanjikan untuk dijalankan, sehingga banyak para pebisnis memulai bisnisnya dengan coba-coba. Sehingga kebanyakan dari mereka tidak memiliki cukup pengalaman dalam menjalankan perusahaan dengan baik. Ketika merekrut pegawai biasanya hanya sekedar mengisi kekosongan jabatan yang dibutuhkan, atau hanya membutuhkan bantuan tanpa memiliki standar kemampuan karyawannya. Jika sebuah perusahaan memiliki orang-orang kunci yang tidak professional, bisnis mereka akan berantakan, semua pekerja hanya menjalankan kegiatan harian, memulai kesalahan, mencoba memperbaiki kesalahan tersebut dan seterusnya. Professionalisme dalam sebuah perusahaan harus di utamakan, pekerjakan orang-orang yang pantas dan cocok untuk posisi tesebut, awasi dan ukur kemampuan mereka secara berkala, berikan pelatihan secara berkala. Buatlah sistim kerja, perekrutan, penilaian yang baik di perusahaan, pada awalnya tidak perlu terlalu sempurnatetapi harus ada, dengan berjalannya waktu lakukannlah penyempurnaan dari setiap sistim tersebut.
Kehilangan Karyawan Kunci
Hal ini ada hubungannya dengan poin diatas, ketika seorang karyawan kunci berhenti bekerja, akan menjadi pukulan yang sangat kuat bagi sebuah perusahaan yang tidak memiliki management yang baik. Karena akan sangat sulit mencari seseorang yang memiliki kemampuan yang bagus, memiliki inisiatif, mengetahui apa yang harus dia kerjakan seperti karyawan yang berhenti tersebut. Sehingga perusahaan tersebut harus mengajari orang barunya dengan waktu yang sangat lama untuk membuat karyawan barunya mampu menyamai karyawan yang berhenti tersebut.
Tidak Cukup Persediaan
Penyebab lain kegagalan sebuah bisnis adalah kurangnya persediaan barang. Barang-barang ini bisa saja berupa: stok barang jadi, tenaga, bahan baku, suku cadang, barang pendukung lainnya. Hal ini akan menghambat produksi dan memperlambat perputaran barang atau jasa yang di jual, namun bila sebuah perusahaan memiliki stok yang berlebihatau bahkan stok mati, ini juga sama dengan membuat kegagalan, kecuali stok yang berlebih itu sudah ada pembelinya.
Cashflow yang Selalu Minus
Apa yang akan terjadi bila seseorang menderita kekurangan darah? Sudah pasti orang tersebut akan selalu lemas dan mungkin akan sering mengalami pingsan. Cashflow di ibaratkan sebagai darah di dalam perusahaan, bila cashflow di sebuah perusahaan tersendat, akan mengakibatkan tersendatnya produksi, gaji karyawan, pembayaran ke supplier, dan lain-lain, keseluruhan cashflow(arus kas) harus lah lancar ketidak lancaran arus kas yang terus menerus akan membuat sebuah perusahaan mengalami kehancuran.
Ketidak Mampuan Menjaga Modal Kerja
Hal ini juga berhubungan dengan hal di atas, ketika cashflow mulai tersendat biasanya akan mulai menggrogoti modal kerja, Penurunan modal kerja akhirnya berdampak kepada kurangnya produksi, mutu, perawantan, karyawan dll. Semakin berkurang modal kerja, semakin terpuruklah perusahaan tersebut.
Modal yang Semakin Berkurang
Sebagai dampak modal kerja yang terus menerus tergerus biasanya akan mengerus modal perusahaan. Ada juga kebiasaan dari pengusaha merasa uang yang ada di perusahaan adalah milik mereka, terkadang mereka menggunakan uang perusahaan untuk pribadi mereka, sehingga banyak hal yang tidak tercatat dan terus mengrogoti modal. sehingga mereka merasa harus meminjam dari Bank atau institusi pemberi pinjaman uang. Atau sebuah perusahaan yang di bangun dengan mengguanakan uang dari sumber-sumber tersebut. Bila sebuah perusahaan telah melakukan pinjaman untuk modal kerja, sebaiknya lakukan control dengan ketat, harus selalu diingat modal hasil pinjaman adalah hutang yang harus dibayar dan itu bukan milik perusahaan. Bunga dan cicilan harus selalu diperhitungkan dalam neraca perusahaan, ingat uang hasil meminjam bukanlah income tambahan, tetapi kewajiban yang harus di bayarkan!.
Ingatlah satu hal, bila Anda ingin memulai usaha berapapun juga modal dari rencana membangun perusahaan tersebut Anda harus menyediakan uang dua setengah kali lipatnya, contoh. Bila Anda memprediksi modal yang di butuhkan adalah Rp.500juta rupiah. Kalikan 2,5 = Rp.1.250 milyar lah modal yang Anda harus sediakan, agar perusahaan Anda dapat berjalan dengan lancar, dan disiplinlah membayarkan hutang perusahaan Anda, jangan cepat-cepat mengambil bagian dari hasil keuntungan cepat-cepat, bila Anda dapat menahan 2 tahun tanpa mengambil keuntungan perusahaan, dan bila setelah 2 tahun Anda dapat mengambil dari keuntungan perusahaan, ambilah sebesar maximum 50% dan biarkan sisanya untuk di jadikan modal perusahaan lagi, saya yakin perusahaan Anda akan berjalan lancar dan cepat berkembang menjadi besar.
Kehilangan Banyak Pelanggan
Kehilangan banyak pelanggan adalah salah satunya penyebab kegagalan dari sebuah perusahaan. Bila hal ini terjadi disebuah perusahaan, perusahaan tersebut harus mencari tahu apa penyebab utama kegagalan ini, semakin cepat mengidentifikasinya semakin baik dan mudah untuk memperbaikinya. Kehilangan pelanggan biasanya disebabkan mutu yang tidak stabil, pelayanan yang buruk, kurangnya pelanggan baru, team sales yang tidak kompeten, kurang promosi, management yang buruk, dll.
Jumlah Hutang maupun Piutang yang Tinggi
Tingginya hutang akan berakibat ke tingginya bunga yang harus dibayarkan, karena setiap hutang yang dimiliki memiliki bunga yang selalu membebani keuangan perusahaan. Demikian pula dengan tingginya piutang, semakin banyak orang/perusahaan yang diberikan hutang semakin tinggi juga memiliki resiko piutang yang tidak di bayarkan oleh orang/perusahaan yang berhutang, dan juga semakin banyak piutang akan mengurangi keuntungan perusahaan. Satu-satunya jalan keluar untuk hal ini adalah, sebuah perusahaan harus memiliki rasio hutang/piutang yang tidak memberatkan perusahaan. Buatlah nilai maksimum yang bisa di tolerir perusahaan dan jangan melebihi batas maksimum tersebut, selalu menjaga hal tersebut agar tidak terlampaui.
Keuntungan Menurun
Penyebab utama dari hal yang satu ini adalah tingginya pengeluaran, ketidak mampuan menjaga harga jual yang baik, mengikuti persaingan harga yang semakin tidak sehat, membeli bahan baku yang semakin mahal, dll. Penurunan keuntungan akan atau dapat memberikan efek yang negative, jadi solusinya adalah memikirkan bagaimana meningkatkan jumlah penjualan, melakukan perubahan terhadap barang/jasa yang dijual agar dapat di jual dengan keuntungan yang lebih baik
Pada dasarnya sebuah kegagalan bisnis dimulai dari kurangnya pengawasan dan pengaturan dari si pemilik bisnis. Jangan pernah meninggalkan bisnis Anda tanpa pengawasan, karena bila Anda memiliki professional yang menjalankan bisnis Anda, ingatlah mereka hanya memberikan saran-saran, namun keputusan akhir tergantung dari Anda sebagai pemilik perusahaan.
Oleh : Coach Afandy Totong